Sobrah atau Tekes
Kostum sebagai penutup kepala topeng Cirebon disebut sobrah, topong gépéng, atau tekes (Jawa), gambuh (Bali). Sobrah iku tutuping mastaka kang gempengané malang ing tengah-tengah mastaka, kata para dalang topeng Cirebon. (sobrah itu penutup kepala yang di tengah-tengahnya ada bagian yang pipih). Bahannya terbuat dari ceting dan rambut. Bentuknya bulat, diameternya sebulat kepala yang mamakainya. Di tengahnya terdapat bagian yang menjulang dan melengkung pipih bergaris horizontal. Bagian inilah yang kemudian mengilhami sebutan topong gépéng itu, karena yang menjulang itu memang gépéng (pipih). Di samping kiri-kanannya masing-masing berjuntai dua buah untaian benang wool yang dibuat seperti bola-bola kecil. Masing-masing bulatan diselingi untaian merjan yang keseluruhannya disebut sumping atau rawis. Pada zaman dahulu, sumping terbuat dari biji-bijian atau daun pisang, dan kini dibuat dengan benang wool.
Untaian sumping semuanya berjumlah 17–15 berbentuk bola kecil. Di sisi kiri dan kanan terdapathiasan seperti bunga mekar yang disebut kembang melok, dan satu lagi berbentuk bunga kuncup (bagian paling bawah). Di bagian depannya melintang ukiran atau tatahan terbuat dari kulit atau logam yang dinamakan jamang atau sigér, demikian pula di bagian yang pipih. Di belakangnya juga terdapat hiasan kulit bertatah yang mirip dengan susumping atau hiasan untuk telinga. Di tengah-tengah bagian belakang terdapat dua utas tali yang berfungsi untuk mengencangkan sobrah tersebut jika dipakai.
Pada zaman dulu, sobrah mempunyai bentuk yang bermacam-macam, misalnya bentuk suru secandik (sirih selembar), merang sagedeng (padi seikat), gedang searip (pisang sesisir), dan sebagainya. Kini, sebagian besar bentuk itu sudah mulai hilang dan yang paling banyak dijumpai adalah sobrah bentuk gedang searip.