Sobrah – Simbol

Sobrah adalah simbol kesabaran dan ketabahan seorang manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Kata sobrah itu sendiri diyakini berasal dari kata sobir, sobur, sobaro, sobron, dalam bahasa Arab yang artinya “yang sabar”, “yang tabah hati”, “bersabar”, “berani atas sesuatu”. Warna sobrah didominasi oleh hitam. Warna hitam adalah lambang keabadian dan kelanggengan. Sobrah juga adalah simbol budhi atau pikiran manusia. Bahwa dalam hidup ini, budhi dan pikiran itu harus sigér tengah ora kena miring ngiwa-nengen, kudu panceg maring Pangéran (Budi dan pikiran itu harus seimbang, jangan berat ke kiri atau ke kanan, harus lurus dan tertuju kepada Tuhan). Oleh sebab itu mengapa sobrah itu dilengkapi oleh sigér yang bentuknya lancip seperti menunjuk ke atas.

Sumping yang bulatannya berjumlah 17 buah (15 buah bulatan seperti bola kecil dan 2 buah seperti bunga) sesekali dirapikan agar tetap berjuntai di depan dada kiri-kanannya. Penari harus tetap menjaganya agar tidak belaratan. Semua itu adalah simbol dari jumlah 17 rakaat dalam shalat yang lima waktu: subuh (dua rakaat), dhuhur (empat rakaat), ashar (empat rakaat), maghrib (tiga rakaat), dan Isya (empat rakaat). Dalam agama Islam, seseorang tidak boleh meninggalkan shalat dalam keadaan apa pun, karena shalat adalah tiangnya agama (asholatu imaduddin). Tanpa tiang yang kokoh, maka suatu bangunan akan mudah goyah dan cepat rusak. Melalui shalat yang khusyuk seseorang akan berusaha menjauhi perbuatan yang kurang baik. Oleh karena itu shalat dapat dilakukan sambil duduk, bersandar, berdiri, berjalan, atau dalam posisi apa saja dapat dilakukan; sedangkan shalat (di Cirebon: sembahyang), terdiri atas beberapa rukun seperti berdiri (takbiratulikhram), ruku, dan sujud; disertai pujian dan bacaan ayat atau surah Al-Quran serta dilakukan hanya pada saat-saat yang telah ditentukan. Sumping juga adalah simbol tentang banyaknya hal yang suka menghalang-halangi penglihatan, dan segala hal yang menghalangi penglihatan itu harus dibuang. Oleh sebab itu, mengapa dalam topeng Cirebon terdapat banyak gerakan yang disebut banting sumping.